Senin, 06 Januari 2014

Cerita Sex 2013 - Aku Tergoda Keperkasaan Kakak Iparku

Tak sedikitpun yang terbersik untuk menyakiti Kak Dian (samaran) kakak kandungku sendiri. Aku hanya tak kuasa melawan godaan seks dari Mas Ferry (samaran), suaminya, sehingga kami terlibat hubungan seksual yang begitu jauh. Kakak Ipar ku itu telah merenggut kegadisanku. Dan aku menjadi terbuai dan tergoda oleh Ipar ku yang perkasa itu.
Cerita seks ku ini dimulai ketika aku tinggal di rumah kak Dian setelah pembantunya memutuskan untuk berhenti bekerja di rumah itu. Sejak saat itu, kak Dian kelihatan kewalahan mengurusi rumahnya, manalagi harus mengurusi suami dan kedua orang anaknya yang masih kecil. Karena itu, aku menawarkan diri untuk tinggal bersamanya. Hitung - hitung aku bisa meringankan bebannya.

Tawaranku disambut baik kak Dian, di malah sangat bersyukur aku mau tinggal bersamanya, mengurus anak-anak, dan membereskan rumah.

Aku sendiri sudah setahun lebih menganggur. Setelah lulus sarjana tahun 2003 yang lalu, aku hanya menghabiskan waktuku di rumah. Aku memang tidak pernah berusaha mencari kerja, karena aku pikir aku anak perempuan dan akhirnya akan mengurusi rumah tangga dan suami kelak. Di rumah kak Dian aku juga bisa menghibur diri. Semua fasilitas lengkap. Kala kak Dian dan suaminya berangkat kerja, aku pun bisa memanfaatkan semua yang ada di rumah. Mulai dari makanan yang serba tersedia, nonton film sampai main playstation.

Aku hanya mengurus dua anak kak Dian, itu pun tidak perlu terlalu repot, karena mereka sudah cukup besar untuk diperingatkan. Praktis pekerjaan yang berat, hanya menyiapkan makan minum untuk kak Dian dan suaminya. Setelah itu aku bisa bebas kembali. Itu sebabnya aku betah tinggal di rumah.

Setiap habis gajian, suami kak Dian Ferry selalu memberiku uang jajan yang lumayan banyak untuk membeli kosmetik dan pakaian. Malah, mereka ingin agar tinggal di rumah itu saja selamanya. Meskipun katanya aku sudah menikah nanti, aku masih bisa tetap tinggal di rumah itu. Rumah kak Dian memang cukup luas untuk menampung dua keluarga. Jumlah kamar saja ada lima biuah, ditambah ruang tamu dan ruang keluarga yang sangat lapang.

Bulan ketujuh aku tinggal di rumah itu, suami kak Dian sakit. Ia mengalami patah tulang setelah mengalami kecelakaan di perbatasan kota. Ferry harus istirahat selama dua bulan. Karena kak Dian sibuk kerja, aku yang harus menggantikannya mengurusi mas Ferry. Mulai dari kebutuhan makan, minum sampai ini dan itu semua aku lakukan. Maklumlah kak Dian wanita karier yang sangat sibuk. Ia baru bisa pulang pada malam hari.

Dari sinilah bencana berawal. Diam-diam, mas Ferry sering memperhatikanku. Aku sangat sadari itu, tapi aku berusaha untuk menyembunyikannya. Lama - lama mas Ferry tambah berani ia mulai memegangi tanganku dan mencoba merayuku untuk berhubungan seks, aku hanya diam dan berusaha menghindar dari bujuk rayunya, karena itu kuanggap hanya sebatas gurauan belaka.

Suatu siang ketika aku tidur lelap di dalam kamar, tiba-tiba ada beban berat yang menindih tubuhku. Aku sempat terperanjat kaget dan berusaha berontak, namun kekuatan itu kian dahsyat menindihku. Tak kuasa aku melawan semuanya, dan akhirnya, mas Ferry....

Sejak itulah petualangan kisah seks kami bermula. Tak ada rasa lagi rasa berontak dalam diriku malah, aku jadi lupa kalau Ferry adalah kakak iparku. Kami melakoni petualangan porno itu tanpa batas. Aku dan Ferry betul - betul merengkuh kenikmatan seksual, tanpa pernah tercium oleh kak Dian. Sampai detik ini pun kami masih menjalaninya. Kapan mengakhirinya, aku juga tak tahu

Sabtu, 04 Januari 2014

Cerita Sex Kita ******* Yuk Tante.........................…

Cerita Sex Kita ******* Yuk Tante? Berikut percakapan antara seorang tante dan keponakanya yang berakhir dengan adegan bersetubuh:


“Tante, kita ******* yuk…” begitu tiba-tiba Gilang mengatakan kepada tantenya. Tantenya merasa terkejut mendengar perkataan keponakannya itu.
“Kamu tau dari mana bicara seperti itu?” tanya tantenya terkejut.
“Dari Tony,” kata Gilang cepat.
“Tony itu siapa?”
“Itu teman main Gilang yang di depan rumah kita,” jawab Gilang.
“Tony yang tinggi kurus itu?” tanya tantenya [ula. Gilang mengangguk. Tony memang teman Gilang setiap kali bermain. Tony sudah kelas 2 SMP sedang gilang masih kelas enam SD berusia 13 tahun.
“Tony bilang begitu kepada siapa” tanya tantenya ingin tahu.
“Kepada tantenya. Katanya, ******* sama tantenya itu enak sekali. APa benar ******* itu enak tante,” tanya Gilang lebih ingin tahu pula.
“Lalu tantenya bilang apa?” tante Gilang lebih ingin tahu pula.
“Jangan kuat-kuat kalu bicara, nanti didengar orang. Apa kamu sudah sangat ingin? Ayo masuk ke kamar duluan,” Gilang menirukan suara tantenya.
“Lalu?”
“Tony masuk kamar, kemudian tantenya mengunci pintu. Dari jendela AKu lihat Tantenya masuk kamar juga,” Gilang menejlaskan pula.
“Setelah masuk kamar, kan Gilang tidak tahu apa yang mereka lakukan,” kata Tantenya pula.
“Aku mengintip dari tempat lain. Aku lihat Tony dan tantenya mebuka pakaian mereka. Lalu berciuman dan tindih-tindihan<‘ kata Gilang.
“Lalu,” Tante Gilang ingin tahu, tapi mendengar cerita itu dia antusias sekali dan mulai horny. Tak sabar dia untuk mengetahui bagaimana pengamatan Gilang antara Tony dan Tantenya itu.
“Aku tanya Tony. Tony cerita, kalau itu namanya *******. Enak katanya Tante,” ujat Gilang pula. Tante Gilang sangat terkejut sekali mendengar cerita Gilang keponakannya itu. Gilang adalah anak dari kakak kandungnya.
“Tante…Gilang mau ******* juga sama tante. Boleh kan,” tanya Gilang lebih menginginkan.
“Kita ke kamar yuk Tente,” ajak Gilang. Di tariknya tantenya memasuki kamar tidur tantenya di lantai atas. Duh…anak ini. Apa yang dia tahu tentang seks, pikirnya. Rasa ingin tahunya menjadi lebih tingi lagi.

Di kamar, Tony membuka celananya dan mempermainkan burungnya. Tantenya melihat tingkah laku keponakannya itu menjadi terasa geli. Tante Gilang berusia 32 tahun, belum menikah dan bekerja sebagai sebuah staf di sebuah perusahaan dan tinggal bersama keluarga Gilang.
“Diisap dong Tante,” kata Gilang kepada tantenya.
“Apa tantenya Tony tadi menjilati burungnya Tony,” tanya tantenya pula.
“Iya tante,”
“Mana besar burung kamu dengan burung Tony, ” tanya tantenya.
“Sama tante.”

Rincian tambahan

Gak mau ah. Nanti kamu cerita kepada Tony dan kepada orang lain. Tante jadi malu. Nanti kamu juga akan dimusuhi orang-orang. Kalau mama dan papamu tahu, kamu juga pasti kena marah,” kata Tantenya memancing.
“Sumpah tante, Gilang tidak akan cerita kepada siapa pun juga,” kata Gilang berjanji.
“Kamu mengintip Tony dan tantenya sampai habis?” tanya tantenya pula.
“Iya tante…”
Jadi kamu sudah siap menirukan apa yang dilakukan tantenya kepda Tony?”
“Iya tante. Janji,” Gilag mengiyakan pula. Tantenya pun jongkok, lalu memasukkan burung Gilang ke dalam mulutnya dan mulai mempermainkan burung Tony dalam mulutnya. Tak lama, burung Gilang pun mengeras. Melihat burung tony, tantenya menjadi horny juga. Dia tak mengira, burung Gilang bisa sebesar itu, Kira-kira sebesar jari jempol kakinya. Panjang sedikit lebih panjang dari jari tenganya. Keras dan licin.
3 tahun lalu
“Tante buka baju dong. Gilang mau isap tetek tante,” kata Gilang. Di tatapnya keponakannya itu. Perlahan dia membuka pakaiannya, hingga tinggal bra dan celana dalam saja. Lalu branya dia lepas dan menyodorkannya kepada Gilang.
“Nah…isaplah,” katanya. Gilang mulai mengisap-isap tetek tantenya. Si tante benar-benar menjadei horny. Mulanya dia iseng ingin tahu, apakah keponakannya itu hanya bergurau saja atau tidak. Mungkin dia banyak mendengar cerita Tony atau melihat sendeiri dan mendengar pembicaraan Tony dan tantenya. Bukankah dia tadi mengatakan, kalau Gilang harus meniru apa yang dilakukan Tony kepada tantenya?

“tante tidur dong. Biar Gilang naik di atas tante. Biar gilang masukkan bvurung Gilang,” katanya tegas. Tantenya sedikit ragu. Apa benar ini? Tapi dalam hati, tantenya iongin tahu kebenaran, apa Gilang sudah bisa memasukkan burungnya? Tantenya pun menelentangkan tubuhnya di atas lantai dan mengangkangkan kedua kakinya. Gilang masuk ke antara kedua paha itu. Dia tusuk-tusukka
3 tahun lalu
Akh…” si Tante meringis. Gilang tidak mengertyoi makna rintihan itu. Dia tekan terus burungnya.
“Pelan Laaaangg,” Tantenya merintih. Tantenya mash perawan walau sudah berusia 30-an. Gilang terus menekan burungnya sampai semua bersarang ke dalam pagina itu.
“Udah dulu. Tahan dulu. Sakit,” kata tantenya. Di tariknya kepala Gilang untuk mengisapi teteknya agar Gilang berhenti menekan burungnya. Beberapa saat kemudian, tantenya menekan-nekan pantat Gilang. Gilang mulai menarik burungnya dan kemudian menekan kembali.

“Pelan-pelan sayang. Kalau tak mau pelan-pelan, udhaan saja,” kata si tante. Gilang meniru kelakukan Tony menarik cucuk burungnya ke dalam lubang tantenya sembari memeluk tantenya. Gilang juga melakukan itu. Byukankah tadi tantenya sendiri mengatakan agar Gilang meniru apa yang dlakukan oleh Tony kepad tantenya? Lama kelamaan, si tante mengimbangi perlakuan Gilang. Gilang yang lebih pendek dari tantenya, mengarahkan kepala Gilang ke tetek untuk mengisap. Gilang sembari memeluk
3 tahun lalu
Gilang meanrik tubuhnya dari tubuh tantenya. Dia mekaai celananya dan ke kamar mandi untuk pipis. Si Tante merenungi dirinya, karena paginanya sudah tak virgin lagi. Mulanya hanya ingin tahu, tapi kejaidannya justru membuat dirinya tidak virgin. Dengan wanti-wanti tantenya mengancam Gilang untuk tidak bercerita kepada siapa-siapa.
Sejak saat itu, justru si tante yang ketagihan dan meminta, kalau Gilang lupa untuk memintanya untuk ngeseks. Ai Tante membuat kode. Kalau dia mengedipkan mata sebelah kanan, berari, siap-siap untuk bersetubuh. Kalau mengedipkan mata sebelah kiri, berarti tidak aman dan harus sabar. Gilang mengerti akan kode itu. Ketika Gilang mengedipkan mata sebelah kanan, dia menungu jawaban dari tantenya. Jika tantenya mengedipkan mata sebelah kanan juga, berarti mereka harus naik ke lantai atas untuk bersetubuh. Tapi kalau tantenya membalas dengan kdipan mata sebelah kiri, berarti belum aman dan harap bersabar.

TAMAT

PENGALAMAN PERTAMA

Pertama kali aku mengenal hubungan sexual.
yang sebenarnya terjadi pada saat adik
perempuanku memperkenalkan kepadaku
seorang teman wanitanya. Sejak pertama kali
aku melihat, memang aku sangat tertarik
pada wanita ini, sebut saja namanya Nuke.
Suatu saat Nuke datang ke rumahku untuk
bertemu dengan adikku yang kebetulan tidak
berada di rumah. Karena sudah akrab dengan
keluargaku, meskipun di rumah aku sedang
seorang diri, kupersilakan Nuke masuk dan
menunggu.Tapi tiba-tiba ada pikiran nakal di
otakku untuk nekat mendekati Nuke,
meskipun rasanya sangat tidak mungkin.
Setelah berbasa-basi seperlunya, kutawarkan
dia untuk kuputarkan Blue Film. Mulanya dia
menolak karena malu, tapi penolakannya
kupikir hanya basa-basi saja. Dengan sedikit
ketakutan akan datangnya orang lain ke
rumahku, aku putarkan sebuah blue film, lalu
kutinggalkan dia menonton seorang diri
dengan suatu harapan dia akan terangsang.
Benar saja pada saat aku keluar dari kamar,
kulihat wajah Nuke merah dan seperti
menahan getaran. Aku mulai ikut duduk di
lantai dan menonton blue film tersebut.
Jantungku berdegup sangat keras, bukan
karena menonton film tersebut, tapi karena
aku sudah mulai nekat untuk melakukannya,
apapun resikonya kalau ditolak.Kubilan g
pada Nuke, "Pegang dadaku.., rasanya deg-
degan banget", sambil kutarik tangannya
untuk memegang dadaku. Dalam hitungan
detik, tanpa kami sadari, kami telah
berciuman dengan penuh nafsu. Ini
pengalaman pertamaku berciuman dengan
seorang perempuan, meskipun adegan seks
telah lama aku tahu (dan kuinginkan) dari
berbagai film yang pernah kutonton.
Mulutnya yang kecil kukulum dengan penuh
nafsu.Dengan penuh rasa takut, tanganku
mulai merayap ke bagian dadanya. Ternyata
Nuke tidak marah, malah kelihatan dia sangat
menikmatinya. Akhirnya kuremas-remas buah
dadanya dengan lembut dan sedikit menekan.
Tanpa terasa kami sudah telanjang bulat
berdua di tengah rumah. Setelah puas aku
mengulum puting susu dan meremas-remas
buah dadanya, mulutku kembali ke atas untuk
mencium dan mengulum lidahnya. Sebentar
kemudian malah Nuke yang turun menciumi
leher kemudian dadaku. Tapi sesuatu yang
takpernah kubayangkan akan dilakukan
seorang Nuke yang usianya relatif masih
sangat muda, ia terus turun menciumi perut
sambil mulai meremas-remas kemaluanku.
Aku sudah sangat terangsang.Kemu dian
mataku hampir saja keluar ketika mulutnya
sampai pada batang kemaluanku. Rasanya
nikmat sekali. Belum pernah aku merasakan
kenikmatan yang sedemikian dahsyat. Ujung
kemaluanku kemudian dikulum dengan
penuh nafsu. Nampak luwes sekali dia
menciumi kemaluanku, aku tidak berpikir lain
selain terus menikmati hangatnya mulut Nuke
di kemaluanku. Kupegang rambutnya
mengikuti turun naik dan memutarnya kepala
Nuke dengan poros batang kemaluanku.Sete
lah sekian lama kemaluanku di lumatnya, aku
merasakan sesuatu yang sangat mendesak
keluar dari kemaluanku tanpa mampu
kutakah lagi. Kutahan kepalanya agar tak
diangkat pada saat spermaku keluardan
dengan menahan napas aku mengeluarkan
spermaku di mulutnya. Sebagian langsung
tertelan padasaat aku ejakulasi, selebihnya
ditelan sebagian-sebagi an seiring dengan
keluarnya spermaku tetes demi tetes.Aku
tertidur pulas tanpa ingat lagi bumi alam.
Kurang lebih sepuluh menit kemudian aku
terbangun. Aku sangat kaget begitu kulihat
tepat dimukaku ternyata kemaluan Nuke.
Rupanya pada saat aku tertidur, Nuke terus
menjilati kemaluanku sambil menggesek-
gesek an kemaluannya pada mulutku.
Meskipun awalnya aku takut untuk mencoba
menjilati kemaluannya, tapi karenaakupun
terangsang lagi, maka kulumat kemaluannya
dengan penuh nafsu. Aku segera terangsang
kembali karena pada saat aku menciumi
kemaluan Nuke, dia dengan ganas mencium
dan menyedot kemaluanku dengan kerasnya.
Aku juga kadang merasakan Nuke menggigit
kemaluanku dengan keras sekali, sampai aku
khawatir kemaluanku terpotong
karenanya.Setel ah puas aku menjilati
kemaluannya, aku mulai mengubah posisiku
untuk memasukkan kemaluanku pada
kemaluannya. Tapi dia menolak dengan keras.
Ternyata dia masih perawan dan minta
tolong padaku untuk tidak membimbingnya
supaya aku memasukkan kemaluanku pada
kemaluannya. Terpaksa aku menjepitkan
kemaluanku di payudaranya yang besar dan
ranum. Sambil kugerakkan pantatku, ujung
kemaluanku di kulum dan dilepas oleh Nuke.
Aku tidak mampu menahan aliran spermaku
dan menyemprot pada muka dan rambutnya.
Aku melihat seberkas kekecewaan pada raut
wajahnya. Saat itu aku berpikir bahwa dia
takut tidak mencapai kepuasan dengan
keluarnya spermaku yang kedua. Tanpa pikir
panjang aku terus turun ke arah
kemaluannya dan menjilati dengan
cepatnya.Karena aku sudah tidak bernafsu
lagi, kujilati kemaluannya sambil berhitung
untuk supaya aku terus mampu menjilati
dalam keadaan tidak bernafsu sama sekali.
Pada hitungan ke 143 lidahku menjilati
kemaluannya (terakhir clitorisnya), dia
mengerang dan menekan kepalaku dengan
keras dan menjerit. Dia langsung tertidur
sampai aku merasa ketakutan kalau-kalau ada
orang datang. Kugendong Nuke ke tempat
adikku dalam keadaan tertidur dan
kupakaikan baju, lalu kututup selimut, lantas
aku pergi ke rumah temanku untuk
menghindari kecurigaan keluargaku. Inilah
pengalaman pertamaku yang tak akan pernah
aku lupakan. Aku tidak yakin apakah akan
kualami kenikmatan ini lagi dalam
hidupku.TAMAT